Launching FISIB telah selesai dilaksanakan tanggal 5 januari 2009 kemarin. Berbagai acara yang berkenaan dengan acara itu telah dilaksanakan dengan semestinya. Dan sekarang sudah semestinya BEM FISIB menjalankan perannya sebagai organisasi tataran fakultas dengan sebaik-baiknya. Dengan semangat kekeluargaan, akademik, serta semangat untuk maju dan senantiasa membumi hanguskan segala macam bentuk psikologi kekuasaan.
Namun yang paling diharapkan dari FISIB di tahun pertama ini dapat menjadi jurusan yang besar, dan lantas sejajar dan bahkan melebihi fakultas lain. namun permasalahannya semua itu tergantung dari warga FISIB sendiri, serta para punggawa – terutama Mas Budi (Gubernur BEM). Apakah dapat dan mempunyai kemauan besar untuk membawa FISIB jauh lebih baik atau tidak.
Kemudian banyak yang bilang bahwasannya FISIB sulit maju, dan kalaupun maju itupun membutuhkan waktu yang sangat-sangat lama sekali. Kalau untuk saya pribadi hal itu bukanlah satu-satunya kendala yang akan menyurutkan langkah kita. Mengingat kita harus menyadari bahwasannya tahun pertama FISIB ini harusnya menjadi penentu masa depan FISIB kelak – apakah warga serta punggawa FISIB mampu untuk menciptakan budaya dan situasi yang kondusif, kekeluargaan, kerukunan antar jurusan. Dan yang lebih penting adalah seluruh warga FISIB dan para punggawanya harus bisa melangkah dan berbicara dengan hati – bukan dengan kepentingan golongan dan semangat saling menjatuhkan.
Lalu setelah budaya-budaya yang baik telah terbit di cakrawala FISIB, maka akan menjadi sebuah tradisi kebaikan yang berjalan turun-temurun dari tiap-tiap angkatan. Bukankah ini adalah sebuah keindahan: ketika ada suatu acara di tiap-tiap HMJ, maka HMJ yang lain turut hadir. Lalu setiap ada acara di tataran HMJ – semua datang membantu dan memberikan sumbangan dan saran yang konstruktif – bukan malah mengembosi.
Lalu di setiap acara pengkaderan di tahun ajaran baru para punggawa FISIB berlomba-lomba memberikan semangat yang baik untuk saling bahu-membahu membawa FISIB kearah yang lebih baik serta semangat berkarya. Namun bukan melah ajang menikam dan meniupkan propaganda yang saling menjatuhkan – hanya untuk kepentingan yang sangat sepele dan sebenarnya memalukan – dari para punggawa FISIB.
Kemudian yang tak kalah indahnya menjadi budaya di lingkungan FISIB adalah di setiap pergantian kepemimpinan – baik itu tataran HMJ atau gubernur – hendaknya di ikuti semangat kekeluargaan dan saling membantu antara pengurus lama dengan pengurus baru. Jadi ketika selesainya masa jabatan seorang ketua – baik HMJ atau gubernur – bukannya lepas tangan dan menunggu yuniornya melakukan kesalahan lantas tertawa dan di hujat dengan main belakang seperti kelakuan para banci. Tapi saling mendukung untuk kemajuan tiap-tiap HMJ dan BEM.