tambahan musuh

tampaknya saya punya musuh baru selain para pengurus FISIB yang jancuk itu.
tepatnya namanya adalah budi, kata anak komunikasi si kacang lupa kulitnya. menyingkirkan dia adalah hal yang sangat wajar dan wajib bagi yang tak suka ketidakadilan. budi si manusia korup sudah wajib di akhiri ketidak adilannya.

tapi kalai ini aku dapat musuh yang baru yang juga akan kau singkirkan. dia adalah si ROSI. mulut besar dari sumenep yang bikin aku jengkel dan gregetan. hanya karena dia itu orang yang paling menjilat di komunikasi kepada dosen gila dari komunikasi si drajat wicaksono. gara2 dia acara comex menjadi hancur.

tapi sebentarlagi di hengkang dari sini, sukurlah kalau begitu. dia juga akan aku hancurkan jika dia tak ikut pergi.

salam kehancuran dan kebebasan

dunia komunikasi tanpa budi adalah surga.

mohon bantuannya dalam merobohkan fisib

MENGGULINGKAN BEM FISIB UNIJOYO

Bagaimana mungkin kita sebagai seorang mahaiswa yang tak pernah tanggap dengan realita yang ada di sekitar kita. seperti halnya yang terjadi belakangan ini di BEM FISIB Unijoyo yang mengalamikemandulan dan kemelempeman didalam stuktur maupun kinerjanya. Kemudian bagaimana mungkin kita sebagai bagian dari FISIB itu dapat tahan dari kungkungn BEM FISIB.
Kalau kita renungi kembali. Apa yang telah diberikan FISIB kepada tiap-tiap HMJ. Untuk apa kita masih mempertahankan sesuatu yang menjadi pengekang kebebasan berekspresi. Mengapa tidak ada yang beraniuntuk keluar dari cengkraman budaya dari para punggawa FISIB.
Apa yang menjadi akar permasalahan dari carutmarut dan mandulnya BEM FISIB? Apa memang karena BEM itu sebagai kumpulan dari orang-orang yang berbendera sama? atau karena FISIB nya yang bermasalah? Atau para pengurus BEM yang agak bermasalah dan korup itu?
Pertanyaan ini di khususkan bagi para punggawa HMJ. Mengapa tak ingin keluar dari FISIB sekalian atau ramai-ramai gulingkan punggawa BEM agar FISIB menjadi lebih baik dari sebelumnya. Namun yang menjadi masalah adalah bagaimana masa depan sebuah organisasi – BEM – itu meenjadi lebih baik atau tidak itu semua bergantung dari bagaimana pembentukan dan menciptakan budaya organisasi yang baik. Tapi hal inilah yang tidak dapat di wujudkan oleh Gubernyr BEM FISIB. Sehingga mana yang kita pilih duhai kau para ketua HMJ. Keluar dari FISIB atau gulingkan KKN dan tirani gubernur BEM, atau mati menjijikkan membiarkan masa depan fisib menjadi gelap?
Itu bila kalian masih punya nyali untik membawa perubahan.

Salam Bakar.
Max Nomdeplume.
Bangkalan, 2 Februari 09

Launching FISIB Unijoyo

Launching FISIB telah selesai dilaksanakan tanggal 5 januari 2009 kemarin. Berbagai acara yang berkenaan dengan acara itu telah dilaksanakan dengan semestinya. Dan sekarang sudah semestinya BEM FISIB menjalankan perannya sebagai organisasi tataran fakultas dengan sebaik-baiknya. Dengan semangat kekeluargaan, akademik, serta semangat untuk maju dan senantiasa membumi hanguskan segala macam bentuk psikologi kekuasaan.

Namun yang paling diharapkan dari FISIB di tahun pertama ini dapat menjadi jurusan yang besar, dan lantas sejajar dan bahkan melebihi fakultas lain. namun permasalahannya semua itu tergantung dari warga FISIB sendiri, serta para punggawa – terutama Mas Budi (Gubernur BEM). Apakah dapat dan mempunyai kemauan besar untuk membawa FISIB jauh lebih baik atau tidak.

Kemudian banyak yang bilang bahwasannya FISIB sulit maju, dan kalaupun maju itupun membutuhkan waktu yang sangat-sangat lama sekali. Kalau untuk saya pribadi hal itu bukanlah satu-satunya kendala yang akan menyurutkan langkah kita. Mengingat kita harus menyadari bahwasannya tahun pertama FISIB ini harusnya menjadi penentu masa depan FISIB kelak – apakah warga serta punggawa FISIB mampu untuk menciptakan budaya dan situasi yang kondusif, kekeluargaan, kerukunan antar jurusan. Dan yang lebih penting adalah seluruh warga FISIB dan para punggawanya harus bisa melangkah dan berbicara dengan hati – bukan dengan kepentingan golongan dan semangat saling menjatuhkan.

Lalu setelah budaya-budaya yang baik telah terbit di cakrawala FISIB, maka akan menjadi sebuah tradisi kebaikan yang berjalan turun-temurun dari tiap-tiap angkatan. Bukankah ini adalah sebuah keindahan: ketika ada suatu acara di tiap-tiap HMJ, maka HMJ yang lain turut hadir. Lalu setiap ada acara di tataran HMJ – semua datang membantu dan memberikan sumbangan dan saran yang konstruktif – bukan malah mengembosi.

Lalu di setiap acara pengkaderan di tahun ajaran baru para punggawa FISIB berlomba-lomba memberikan semangat yang baik untuk saling bahu-membahu membawa FISIB kearah yang lebih baik serta semangat berkarya. Namun bukan melah ajang menikam dan meniupkan propaganda yang saling menjatuhkan – hanya untuk kepentingan yang sangat sepele dan sebenarnya memalukan – dari para punggawa FISIB.

Kemudian yang tak kalah indahnya menjadi budaya di lingkungan FISIB adalah di setiap pergantian kepemimpinan – baik itu tataran HMJ atau gubernur – hendaknya di ikuti semangat kekeluargaan dan saling membantu antara pengurus lama dengan pengurus baru. Jadi ketika selesainya masa jabatan seorang ketua – baik HMJ atau gubernur – bukannya lepas tangan dan menunggu yuniornya melakukan kesalahan lantas tertawa dan di hujat dengan main belakang seperti kelakuan para banci. Tapi saling mendukung untuk kemajuan tiap-tiap HMJ dan BEM.

Mengakhiri Keidakadilan

Mari kita selaku warga dunia. Sudah sepatutnya kita enyahkan berbagaimacaam ketidaak adilan dan segala sesuatu yang membelenggu kita dalam jurang kebodohan. mulai sekarang dan dari tempat kita. dan sekaraang aku akan menyuarakan ketidakbenaran yang terjadi di dalam tubuh komunikasi dan juga tubuh FISIB unijoyo. karena aku tidak ingin di dalam tempat tinggalku terdapat caacing2 yang merongrong komunikasi dan FISIB unijoyo. pendek kata aku dendam kepada para punggawa FISIB dan orang kounikasi tapi merongrong fisib. hancurkan ketidak adilan sekarang juga. salam radikal.

max nomdeplume

max nomdeplume has come

dunia aku datang. biar kujelajahi engkau dari tiap kecucukanku.

mari yang mencintai keadilan.

lets join with me>>